FMIPA UNEJ menjalin kerja sama dengan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember (21/2). Ditandai dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dekan FMIPA UNEJ Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D dengan Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember Sapto Yuwono, S.Hut., M.M. Dekan FMIPA apresiasi kerja sama sebagai langkah implementasi pembelajaran lingkungan. “Pembelajaran berbasis lingkungan perlu inisiasi kegiatan di kawasan kehutanan Jember meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat,” ujarnya. Dikatakan juga FMIPA telah berkolaborasi dengan desa binaan, sehingga dibutuhkan inisiasi kolaborasi dengan mitra kehutanan.
FMIPA melalui Jurusan Matematika dengan remote sensing bisa mengawali inisiasi kolaborasi dengan dinas kehutanan. “Isu-isu kehutanan yang dapat dikolaborasikan dengan FMIPA khususnya matematika diperlukan sharing session untuk mencari solusi tepat atasi problematika di kehutanan wilayah Jember,” lanjut Prof. Dafik. Diharapkan segera terlaksana kolaborasi berupa praktek mengajar, magang atau kegiatan lain yang bisa dikolaborasikan. Perjanjian Kerja Sama antar FMIPA dan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember berdurasi selama 2 (dua) tahun.
Pada kesempatan awal juga dikenalkan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember. Sapto Yuwono, S.Hut., M.M., Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember dalam sambutan beberkan informasi terkait UU No. 23 Tahun 2013 tentang urusan kehutanan ditangani kabupaten. “Terdapat 10 cabang dinas kehutanan di Jawa Timur berikut kelompok tani dibawahnya,” jelasnya. Dikatakan,untuk pengelola kawasan konservasi oleh UPT dan BKSDA, sedangkan hutan lindung dan produksi dikelola oleh Perhutani. Sapto berharap kolaborasi bisa diakomodasi dengan potensi wilayah, kelompok tani hutan, pemanfaatan alat monitoring, pengelolaan porang, pengelolaan dan pengendalian penyakit pohon sengon.
“Kita contohkan lahan yang diberikan pemerintah ke pemasyarakan belum maksimal pengelolaanya, dibutuhkan intervensi dosen peniliti guna tingkatkan kualitas lahan yang berdampak sosial dan lingkungan,” ujar Sapto. Untuk magang dan tugas akhir mahasiswa segera dirumuskan karena masih belum ada model yang tepat. Pada diskusi, Wakil Dekan I FMIPA Prof. Dra. Hari Sulistiyowati, M.Sc., Ph.D. mengusulkan beberapa hal yang bisa untuk dikolaborasikan. “Kita bisa berkolaborasi identifikasi status konservasi dan nilai konservasi tinggi kawasan, nilai biodiversitas hutan, pelatihan staf dalam teknik sampling dan analisa data, pemberdayan kelompok tani juga restorasi kawasan hutan dengan liaforesty,” ungkapnya.