Kuliah Bersama Magister Biologi FMIPA UNEJ: Prof. Amin Setyo Laksono, Ph. D. dari Universitas Brawijaya

Prof. Amin Setyo Laksono, Ph. D. dari Universitas Brawijaya dari Universitas Brawijaya beri kuliah bersama mahasiswa Magister Biologi FMIPA UNEJ dan Program Doktor UB (30/10). Dilaksanakan secara daring dengan mata kuliah biodiversitas tropis.  Pembahasan mengenai Ekologi Lanskap yang merupakan bidang yang sangat potensial untuk kajian ekologi. “Ekologi lanskap adalah ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan antara geografi dan pendekatan ekosistem pada skala bentang lahan yang luas dan berbagai tingkat organisasi biologis,” jelas Prof. Amin. Selanjutnya diterangkan struktur, fungsi dan perubahan pada ekologi lanskap.

“Hubungan spasial diantara ekosistem yang berbeda atau elemen lanskap yang ada pada struktur ekologi lanskap,” lanjutnya. Kuliah bersama dimoderatori oleh Purwatiningsih, S.Si., M.Si., Ph.D. dosen Biologi FMIPA. Prof. Amin paparkan fungsi ekologi lanskap tentang interaksi diantara elemen spasial, yaitu flow energi, materi, dan spesies diantara komponen ekosistem atau elemen lanskap. Para peserta kuliah bersama antusias mendengarkan penjelasan dari Prof. Amin yang merupakan Guru Besar pertama di FMIPA Universitas Brawijaya.

Pelajaran selanjutnya adalah perubahan pada yang membahas ekologi lanskap. “Alterasi struktur dan fungsi lanskap meliputi alterasi struktur dan merubah fungsi juga Alterasi fungsi tanpa merubah struktur,” ujarnya.Prof. Amin menjelaskan dengan gamblang sekaligus dengan narasi gambar yang mudah dicerna. Disinggung tentang elemen lanskap yang terdiri dari patch, matriks, koridor dan edge. Pun dengan struktur lanskap yang dipengaruhi konfigurasi, komposisi dan proporsi antar bentang lahan.

Bahasan sampai pada prinsip lanskap ekologi yang terdiri dari struktur dan fungsi lanskap, keanekaragaman hayati, pergerakan spesies, transport hara mineral, perpindahan energi, perubahan lanskap dan stabilitas lanskap.  Diujung materi Prof. Amin jelaskan state of the art dalam menyusun penelitian. “Kita harus paham merangkai state of the art, bermanfaat untuk peneliti lebih mudah memahami dan menganalisis masalah penelitian, bahkan penelitian itu bisa dijadikan rujukan atau tidak,” pungkasnya.