Nuclear Physics Club (NPC) bekerja sama dengan HIMNI (Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia) dan HIMAFI (Himpunan Mahasiswa Fisika) gelar NuTalk (NuTalk #1). Dengan format seminar daring NPC mengajak mengenal lebih jauh teknologi nuklir dengan mengangkat tema “Nuklir: harapan baru atau bahaya baru”. Dr. Eng. Indarta Kuncoro Aji, M.Si. (CO-Founder and Chief Tecnology Officer Molten Salt Lab. Inc) sebagai pemateri pertama dengan tema “PLTN sebagai ketahanan energi nasional” menyampaikan konsep keamanan energi ini bertujuan ke sustainability yang mencakup tiga aspek besar, yakni availability of energi supply, economically affordability, dan social acceptability. “Ketiga aspek besar ini saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti ketersediaan energi dan prinsip ekonomi” jelasnya. Aji melanjutkan hal tersebut terjadi karena bukan hanya sebatas ketersediaan bahan bakar di alam, tetapi juga mencakup hubungan antar negara yang bekerja sama hingga perihal ekspor dan impor. Kemudian tentang social acceptability dan availability of energi supply. “Kebutuhan energi yang besar pasti juga mebutuhkan infrastruktur pendukung yang memadai. Kebijakan pemerintah juga mempengaruhi perkembangan teknologi nuklir ini” jelasnya pada acara yang dibuka dan diberi sambutan oleh pembimbing HIMAFI yakni Wenny Maulina, S.Si., M.Si. kemudian Ketua Jurusan Fisika Dr. Lutfi Rohman, S.Si, M.Si. dan juga Wadek 3 FMIPA UNEJ Dr. Edy Supriyanto, S.Si., M.Si.
Pemateri kedua Dr. Leny Azius Fitri, S.Si., M.Si. mengangkat tema “Optimalisasi pemindaian micro CT scan untuk klasifikasi batu kemih (Fisika Medis)”. Penggunaan mikro CT scan dalam pengklasifikasian batu kemih berdasarkan koefisen atenuasi menggunakan parameter yang tepat. Parameter yang digunakan adalah tegangan sumber (kV), arus tabung (μA), dan lama paparan (ms). Parameter pemindaian tersebut juga harus dioptimalisasi karena terjadi kerancuan pada koefisien atenuasi saat energi sinar X terlalu tinggi. “Sebuah pengembangan teknologi adalah sebagai pelengkap atau penyempurna dari suatu profesi, bukan menggantikan” ujar Dosen D3 Radiologi Universitas Baiturrahman Padang ketika peserta seminar daring menanyakan tentang manusia dapat digantikan dengan AI (Artificial intellegence).
NuTalk #1 yang dimoderatori oleh Dr. Ratna Dewi Syarifah, S.Si., M.Si. diikuti 222 peserta dari berbagai kalangan. Mulai mahasiswa dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, ITS, UNDIP, STTN, hingga terjauh UNSYIAH dan Universitas Papua. Acara ini juga diikuti oleh staf BATAN, BAPETEN, PLN, dan juga kementerian ESDM. Harapan adanya kegiatan NuTalk ini dapat memberikan wawasan tentang teknologi nuklir yang ternyata sangat luas cakupan bidang keilmuannya sehingga dapat menambah minat untuk mengembangkan ide riset teknologi nuklir. Keberlanjutan dari program NuTalk juga diharapkan dapat menjaring mahasiswa Fisika Universitras yang tertarik pada bidang teknologi nuklir hingga menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam bentuk karya tulis ilmiah, baik dalam bentuk jurnal ataupun tugas akhir.
Video Seminar Daring NuTalk #1 “Nuklir: Harapan Baru atau Bahaya Baru”