Kegiatan usaha budidaya lele telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami Sukowono Jember beberapa waktu lalu, tapi beberapa kendala dihadapi diantaranya pengetahuan tentang macam-macam produk dari bahan baku lele yang masih minim, cara penggunaan teknologi untuk proses pembuatan abon yang akan di pasarkan, serta desian produk. Saat ditemui di kampus Fakultas MIPA Universitas Jember (12/12), Dian Anggraeni salah satu Tim Pengabdian Masyarakat UNEJ 2018 menjelaskan bahwa budidaya lele telah ada di pondok pesantren. “Hanya saja masih dalam batas peternakan saja dan hasilnya digoreng atau dijual dalam keadaan mentah saja, kenapa kita memilih pondok ini, karena melanjutkan KKN mahasiwa beberapa waktu yang lalu” jelas Dian yang dalam kegiatan juga bersama dua dosen UNEJ yaitu Farida Wahyu Ningtyas (FKM) dan Andriana (FEB.) Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, perlu disampaikan sosialisasi terkait produk lele, kandungan gizi dan cara pengolahan lele. Sedang untuk meningkatkan pemasaran, dapat dilakukan dengan melibatkan mitra pada kegiatan bazaar atau pameran seperti dilakukan di FEB UNEJ. Sebagai pendukung juga diperlukan desain kemasan produk dan manajemen produksi dan manajemen pemasaran olahan lele.
Perlu adanya pengembangan teknologi untuk memperlancar proses produksi sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Pengadaan alat untuk produksi abon akan dapat membantu ponpes untuk mengatasi lele yang belum laku dijual. Dan akan dapat meningkatkan keuntungan dengan melakukan diversifikasi produk. Peralatan berupa mesin peniris minyak, alat press plastik, kompor, penggorengan, dan lain-lain juga disiapkan Tim yang nantinya hibahkan kepada pihak Pondok Pesantren. Kegiatan pembuatan abon lele dilaksanakan Minggu (2/12) lalu, turut hadir Bapak Moh. Muhaimin, S.Ag selaku Ketua Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami Sukowono Jember dan istri, beserta 28 orang santri dan santriwati sebagai peserta yang berperan aktif dalam acara tersebut.
Selama proses pembuatan abon, semua peserta turut andil dalam setiap bagian kegiatan, mulai dari persiapan alat dan bahan, kemudian dilanjut mengukus lele, memisahkan daging lele dari tulang, menumis lele, meniriskan minyak, sampai pada pengemasan abon lele pada kemasan (standing pouch) yang telah disediakan dengan netto masing-masing, yaitu 150 gr dan 250 gr. Bahkan selama proses berlangsung, seorang peserta telah mempromosikan pada kenalannya dan mulai menerima pesanan untuk produksi selanjutnya. Tim Pengabdian Masyarakat UNEJ 2018 juga telah menyediakan desain kemasan untuk abon lele hasil kegiatan ini dengan nama produknya, yaitu “BOLENAK” Abon Lele Enak, beserta Instagram untuk pemasarannya.
Kedepan Tim Pengabdian Masyarakat UNEJ 2018 memberikan saran, pengembangan produk olahan lele dengan berbagai varian rasa perlu dilakukan, misalnya original, pedas dan manis. Memanfaatkan kegiatan di pondok pesantren untuk memasarkan produk olahan lele seperti kegiatan jumat manis yang mengundang masyarakat dari luar pondok pesantren. “Hasil olahnnya tidak hanya berupa abon saja tapi bisa dikembangkan menjadi produk lain seperti nugget lele , bakso lele, krupuk lele atau keripik tulang lele” ungkapnya.
Program Pengabdian Masyarakat ini mendapat respon positif dari Pimpinan dan santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami Sukowono Jember. Hal itu terlihat dari antusiasnya peserta mulai pemaparan materi tentang gizi lele, kewirausahaan dan desain kemasan hingga proses pembuatan abon lele. Melalui istri Ketua Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami Sukowono Jember, ponpes meminta agar terus bersinergi dengan Tim dari UNEJ. “Agar bisa saling memberi manfaat satu sama lain, dan kegiatan seperti ini bisa diteruskan melalui program-program yang lain dari UNEJ seperti salah satunya KKN” ungkapnya pada Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Jember.