“Area lorong jalan yang belum termanfaatkan secara maksimal, dapat diubah menjadi hutan lorong yang potensial dan produktif, salah satunya dengan cara menanami tanaman tegakan seperti kayu jaran dan tanaman lilitan contohnya cabe jawa disepanjang lorong jalan” jelas Hari Sulistiyowati dihadapan petani hutan lorong beberapa waktu yang lalu. Dosen Program Studi Biologi Fakultas MIPA UNEJ ini menjelaskan bahwa hutan lorong di dusun Curahlele merupakan salah satu kegiatan implementasi dari pogram Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Universitas Jember dengan tema besar yaitu Mitigasi bencana berbasis lahan yang telah berlangsung mulai tahun 2017-2018. “Hutan lorong ini dalam jangka panjang diharapkan dapat memberikan solusi terhadap perbaikan kualitas ekosistem, baik dalam serapan karbon yang ada di atmosfer serta serapan air dalam tanah. Sehingga mengurangi resiko bencana banjir yang sudah menjadi ancaman tiap tahunnya di dusun ini” lanjutnya. Hal yang tidak kalah penting dari hutan lorong ini yaitu tanaman cabe jawa atau cabe jamu yang ditanam memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dusun Curahlele Desa Wonoasri Kabupaten Jember.
Lebih lanjut Hari menyatakan bahwa hutan lorong Curahlele ini merupakan salah satu demonstrasi “Percontohan ini bisa menginspirasi untuk wilayah lain, sehingga program seperti ini bisa diaplikasikan di beberapa dusun atau desa lain di Jember. Perawatan serta perbanyakan tanaman cabe jawa ini juga cukup mudah. Sehingga warga juga bisa membudidayakan tanaman ini sendiri” pungkasnya. Diharapkan hutan lorong ini menjadi salah satu bagian penting dalam mewujudkan program pemerintah terkait penurunan gas rumah kaca di bumi. Kegiatan yang berbentuk workshop ini merupakan pendampingan dari tim UNEJ yakni Hari Sulistiyowati, Tri Ratnasari, dan Arif Mohammad Siddiq kepada warga dusun Curahlele Jember, dengan harapan hutan lorong tersebut dapat terus dirawat dan nantinya menjadi solusi terbaik dalam perbaikan kualitas lingkungan dan masyarakat yang ada didalamnya.
Kegiatan workshop yang dilaksanakan di rumah Asmuni sebagai Koordinator Petani Hutan Lorong Dusun Curahlele, Desa Wonoasri Jember juga mendatangkan Abu Dharin yang merupakan Ketua Asosiasi Cabe Jawa Jember. “Saya akan menyampaikan mengenai metode panen, pasca panen dan bagaimana dengan pemasarannya. Jadi terkait pemasaran, warga yang memiliki tanaman cabe jawa ini tidak perlu merasa khawatir, karena sudah ada penampung yang siap membeli hasil panen tersebut.” jelasnya. Metode panen yang disarankan juga menggunakan jadwal panen bersama, sehingga didapatkan jumlah cabe jawa yang banyak.