Tempat Ujian Kompetensi (TUK) Pertanian Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember selenggarakan Bimbingan Teknis Skema Sertifikasi Kultur Jaringan Level II secara daring (6/11). Purwatiningsih, S.Si., M.Si, Ph.D. Kepala TUK Pertanian Jurusan Biologi FMIPA mengawali acara dengan memperkenalkan latar belakang uji komptensi. “Apa yang melatarbelakangi pentingnya uji kompetensi adalah persaingan global dan juga perjanjian multilateral dari C-AFTA hingga WTO” awal Purwatiningsih yang juga menyampaikan TUK Pertanian Jurusan Biologi telah di verifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau LSP Pertanian Nasional. Lebih lanjut dikatakan bahwa adanya persaingan global menimbulkan beberapa tantangan diantaranya meningkatnya kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif, tuntutan agar Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan teknologi, juga kurangnya pemahaman untuk menerapkan Standar Kompetensi Kerja sebagai acuan penyusun program pendidikan pelatihan serta sertifikasi kompetensi kerja. “Tantangan lainnya adalah link and match antara lulusan lembaga pendidikan dengan dunia industri, juga tenaga kerja asing yang mengisi posisi strategis di perusahaan menengah – besar indonesia” ungkapnya pada peserta yang sebagian besar dari Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya. Purwatiningsih juga menyinggung mengenai BNSP, lembaga independen yang bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas melaksanakan kompetensi kerja. Tahapan Uji Kompetensi Kultur Jaringan Level II diawali dengan permohonan sertifikasi, asesmen mandiri, uji tulis, uji lisan dan yang terakhir uji demo.
Acara dilanjutkan oleh Mukhamad Su’udi, Ph.D. dari tim TUK Pertanian Jurusan Biologi FMIPA UNEJ yang menyampaikan materi Bimtek Uji Kompetensi Kultur Jaringan Level II. Su’udi mengenalkan kultur jaringan tanaman dengan terminologi dalam kultur jaringan, untuk Level II dimulai pada tahapan dalam kultur jaringan. “Di Level II dapat saya contohkan pada tahapan kultur jaringan mulai penanaman dan pemeliharaan induk hingga pemeliharaan bibit dan juga sanitasi lapangan” jelasnya. Lebih lanjut juga di sampaikan mengenai memilih tanaman induk. Pemilihan tanaman indukan harus memenuhi beberapa kriteria. “Kondisinya harus sehat, tidak berpenyakit, memiliki ID yang jelas. Juga diperhatikan asal indukan dan lokasi tanamnya” ujarnya.
Su’udi juga memaparkan proses sterilisasi, kontaminasi, penggunaan media, zat pengatur tumbuh, hingga tahapan inokulasi dan penggandaan inokulun. “Perlu diperhatikan sterilisasi ruang, alat bahan, pemilihan dan pengambilan eksplan, sterilisasi luar dalam dan yang terakhir inokulasi itu sendiri” jelasnya. Diharapkan dengan materi yang disampaikan, peserta bisa memahami kultur jaringan dan siap untuk mengikuti uji kompetensi. Ujian yang sama pernah dilakukan oleh TUK Pertanian Jurusan Biologi FMIPA UNEJ pada beberapa waktu yang lalu akan tetapi secara luring dengan protokol kesehatan yang ketat.