Fakultas MIPA UNEJ selenggarakan Konsinyering, Konversi, dan Ekivalensi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diikuti semua program studi dan tim MBKM di lingkungan FMIPA (21-22/6). Bertempat di Kalibaru Cottages Banyuwangi, kegiatan ini mengundang pemateri dari Taman Nasional Alas Purwo untuk membicarakan mengenai kemungkinan kerjasama dalam BKP Magang program MBKM. Dan juga menghadirkan Wakil Rektor I Universitas Jember yang membahas peran universitas dalam pelaksanaan MBKM. Workshop kali ini membahas konversi matakuliah di program studi dari semua pelaksanaan MBKM agar memudahkan mahasiswa untuk mengetahui dan mempermudah dalam pemilihan BKP yang ditawarkan program MBKM. “Semua kegiatan MBKM yang terdokumentasi akan mempermudah dalam pengisian indeks kinerja utama di SISTER kita” awal Dekan FMIPA UNEJ Drs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D. dalam sambutan pembukaan. Beliau berharap kegiatan ini bisa merumuskan konversi yang bisa tertuang dalam kurikulum pendidikan FMIPA. Wakil Dekan I FMIPA UNEJ Drs. Siswoyo, M.Sc., Ph.D. memberikan arahan untuk tiap prodi melaksanakan diskusi dan diakhiri dengan presentasi hasil diskusi. “Presentasi hasil diskusi bisa menjadi sarana pemberian saran dan juga mengetahui sejauh mana program MBKM yang telah dijalankan prodi” jelasnya.
Workshop berlangsung dua hari dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sesi pertama, Probo Wresbi Adji dari Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) memarpakan informasi dan potensi yang ada di kawasan alas purwo. “Penelitian yang ada TNAP 93 persen dilakukan oleh perguruan tinggi, dan kolaborasi bisa selesaikan limitasi, tantangan dan wujudkan tujuan juga peluang” ungkapnya. Wadek I FMIPA UNEJ dan Ketua Jurusan Biologi berharap segera adanya pertemuan lebih lanjut untuk membicarakan kerjasama khususnya pelaksanaan MBKM. “Jika ada PKS maka akan mempermudah dalam pelaksanaan MBKM seperti magang yang bisa 1 semester” ujar Dr. Retno Wimbaningrum, M.Si Kajur Biologi FMIPA. Hal bersambut disampaikan Probo dari TNAP, ada beberapa potensi yang membutuhkan sentuhan mahasiswa atau dosen dari perguruan tinggi. “Kita memiliki air buah istana yang memiliki kandungan mineral tinggi hingga disebut menjadi air sakti, dibutuhkan penelitian yang mendalam untuk mengetahui detil kandungannya” harapnya.
Sesi sore, Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. menyampaikan perkembangan MBKM dan peran universitas dalam pelaksanaanya secara daring. “SISTER UNEJ akan dibuat fitur untuk pengisian perjanjian kerja sama (PKS) secara terinci yang telah dilakukan prodi atau fakultas” jelasnya. Lebih lanjut Prof. Slamin dengan adanya data tersebut mempermudah dalam tracing kegiatan MBKM dalam suatu PKS, sehingga proses konversi matakuliah akan lebih cepat. “BKD tahun 2021 pun sudah bersinergi dengan MBKM, rincian kegiatan dosen kini mengacu pada kegiatan Tridharma PT dan kegiatan MBKM” ungkapnya. Tanya jawab dengan Warek I UNEJ dilaksanakan pada sesi selanjutnya.
Agenda malam hari dan esok hari adalah inti workshop yakni konversi, dan ekivalensi Program MBKM yang dilaksanakan secara berkelompok. Dipimpin ketua prodi, pembahasan juga meliputi evaluasi terhadap BKP MBKM yang telah diikuti mahasiswa. Hasil diskusi dipresentasikan pada hari terakhir kegiatan workshop juga penyerahan draf peta kurikulum tiap program studi. Kegiatan ditutup oleh Dekan FMIPA UNEJ dengan harapan konversi, dan ekivalensi Program MBKM segera tertuang dalam panduan akademik FMIPA dan juga tindak lanjut PKS yang sudah dilaksananakn dalam bentuk implementasi kegiatan MBKM.