Tim Dosen Geofisika FMIPA bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNEJ mengikuti Apel Gelar Logistik dan Peralatan Serta Peresmian Tanda Edukasi Pendidikan Bencana (4/12). Pada kesempatan tersebut, Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto, ST., IPU., ASEAN Eng. beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Jember, berkomitmen untuk menjalin suatu kerjasama dengan LP2M UNEJ dan Tim Geofisika FMIPA. Hal itu merupakan upaya proaktif untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap mitigasi bencana tanah longsor. Acara di Alun-alun Jember agedakan beberapa kegiatan strategis, peluncuran tenda edukasi bencana, pengukuhan Desa Tangguh Bencana (Destana), pembentukan Kelompok Tangguh Bencana (Katana), reboisasi, Pekan Wira Karya, dan peningkatan kapasitas relawan.
Pada kegiatan ini, Puslit Lingkungan Hidup dan Kebencanan, LP2M UNEJ menampilkan beberapa produk yang berkaitan dengan lingkungan dan kebencanaan, termasuk hasil penelitian terkait mitigasi longsor oleh tim dari Geofisika, Jurusan Fisika, FMIPA UNEJ. Dalam kunjungan ke stan LP2M UNEJ, Bupati menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menghadapi risiko bencana, khususnya tanah longsor di Rembangan. Ia menyatakan keinginannya untuk membangun kolaborasi yang erat guna memberikan edukasi yang efektif kepada masyarakat, dan melakukan kajian bawah permukaan berkaitan dengan kemungkinan bahaya longsor yang terjadi. “Pemahaman yang baik tentang tanah longsor dapat menjadi kunci utama dalam mengurangi dampaknya. Melalui kolaborasi akan membantu kita mencapai tujuan ini,” ujar Bupati Jember.
Wakil Bupati KH. Muhammad Balya Firjaun Barlaman atau biasa disapa Gus Firjaun juga tampak berdiskusi dengan Dr. Agus Suprianto, S.Si., M.T. dan Nurul Priyantari, S.Si., M.Si. dari Tim Geofisika FMIPA di stan LP2M. Didampingi oleh Koordinator Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M UNEJ Dr. drg. Banun Kusuma wardani, M.Kes., Divisi Lingkungan Hidup Dr. Esti Utarti, S.P., M.Si, dan Divisi Kebencanaan Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.Kep., Sp.Kep.MB.
Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan LP2M dan Tim Dosen Geofisika FMIPA UNEJ, diharapkan upaya mitigasi bencana di daerah Rembangan akan menjadi lebih terkoordinasi dan berkelanjutan. Pendidikan masyarakat tentang risiko tanah longsor dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi ancaman ini menjadi langkah krusial dalam membangun komunitas yang tangguh dan adaptif di masa depan.
Bupati Jember juga meluncurkan tenda edukasi bencana, sebuah inisiatif kreatif untuk memberikan informasi dan pengetahuan praktis kepada masyarakat terkait mitigasi bencana. Tenda tersebut akan didirikan di berbagai lokasi strategis di daerah Rembangan, tempat rawan tanah longsor. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik dan lebih cepat diakses oleh masyarakat sekitar.
Salah satu langkah signifikan yang diambil dalam acara ini adalah pengukuhan Destana. Destana merupakan desa yang memiliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi terhadap bencana. Dengan mengukuhkan Destana, Bupati Jember berharap agar masyarakat di daerah Rembangan dapat menjadi lebih mandiri dalam menghadapi ancaman tanah longsor. “Kita ingin masyarakat menjadi bagian aktif dalam melindungi diri mereka sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar,” tambah Bupati.
Pembentukan Kelompok Tangguh Bencana (Katana) juga menjadi bagian integral dari strategi mitigasi bencana. Katana akan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi, melibatkan masyarakat, dan memberikan pertolongan pertama saat terjadi bencana. Dengan melibatkan relawan lokal, Pemerintah Kabupaten Jember berharap dapat mempercepat respon dalam situasi darurat.
Acara ini juga menyoroti urgensi reboisasi sebagai tindakan preventif untuk mengurangi risiko tanah longsor. Pohon-pohon yang ditanam tidak hanya akan memperkuat tanah dan mengurangi erosi, tetapi juga memberikan manfaat ekologi jangka panjang. Pekan Wira Karya dan peningkatan kapasitas relawan di Kabupaten Jember adalah bagian dari upaya jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan. Dalam era ketidakpastian seperti sekarang, memiliki relawan yang terlatih dengan baik dan berpengetahuan luas menjadi aset berharga.