Cegah Stunting di Indonesia, Peneliti Kimia FMIPA UNEJ Kembangkan Pupuk Organik Hidrolisat Ikan

Berpartisipasi program pemerintah dalam usaha mencegah stunting, tim peneliti Jurusan Kimia FMIPA UNEJ kembangkan pupuk organik hidrolisat ikan. Penggunaan pupuk tersebut pada tanaman padi dapat menghasilkan beras sosoh yang memilki kandungan yang tinggi mineral penting, yaitu zink dan besi. Beras dengan kandungan zink tinggi diperlukan guna mengurangi terjadinya stunting dan besi yang tinggi membantu mengurangi anemia serta menjaga daya tahan tubuh. Hal itu terungkap saat acara edukasi masyarakat petani Desa Karangrejo Jember (21/4) yang diorganisasikan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNEJ.

Pada pertemuan edukasi kemarin, selain para petani anggota kelompok tani Karangrejo, hadir juga PPL Ibu Yatmi yang juga pernah memperhatikan kegiatan study independent mahasiswa Jurusan Kimia di Desa Kranjingan Jember. Hal tersebut selaras dengan Drs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D yang mengatakan kita tidak pernah mengajari petani bercocok tanam, tapi mendampingi petani menggunakan pupuk hidrolisat ikan. Pak Sjai panggilan akrab Drs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D penggiat pupuk organik hidrolisat ikan atau dikenal dengan pupuk organik Tirta Sari Mina mengatakan penelitian telah dilakukan sejak 2009 yang lalu. “Setelah diteliti, tahun 2014 kita mulai ujicoba hingga menghasilkan tulisan ilmiah yang membahas mudahnya meningkatkan produksi padi dengan kandungan zink dan besi yang tinggi menggunakan pupuk hidrolisat ikan,” ungkapnya.

Pak Sjai menyampaikan beras yang daihasilkan dari padi yang dipupuk dengan pupuk hidrolisat akan hasilkan zinc tinggi yang diperlukan kerja enzim dalam proses metabolisme tubuh. “Kita tahu penyebab stunting, salah satunya adalah rendahnya asupan zinc, dengan beras yang dipupuk hidrolisat ikan akan meningkatkan kualitas zinc yang terkadung pada bahan pangan pokok yaitu beras,” jelasnya. Disampaikan juga, penelitian ini bisa dibilang lebih dulu dilakukan dibanding dengan diedarkannya padi Inpari IR Nutrizinc sekitar tahun 2020 yang diklaim berpotensi mengandung zink hingga 34 ppm, meskipun kadar zink dalam beras yang dihasilkan sebenarnya sangat bervariasi, 8,7-34 ppm dari padi yang ditanam di daerah-daerah yang berbeda.

Kandungan zinc dalam beras sosoh berbagai varietas yang dipupuk hisdrosat ikan yang ditanam di beberapa kecamatan di Banyuwangi dan Jember mencapai 28 ppm dan besi hingga 15 ppm. Selain kandungan zinc yang tinggi, keunggulan penggunaan pupuk hidrolisat ikanpada padi adalah tanaman lebih cepat berbuah dan panen, hasil panen meningkat, mengurangi serangan hama tanaman karena tidak disukai serangga seperti wereng, walang sangit dan lalat buah, dan terpenting juga tidak membahayakan lingkungan. Pak Sjai sampaikan, bahwa meningkatnya zink dan besi dalam beras indikasinya juga mudah diprediksi dengan melihat meningkatnya berat panen, berat gabah perkarung atau berat per 1000 butir gabah, maka zinc otomatis akan ikut naik juga.

Hadir dalam acara itu Ketua Jurusan Kimia FMIPA UNEJ Prof. Dr. Anak Agung Istri Ratnadewi, S.Si., M.Si. memberikan sambutan dan dukungan pada kegiatan tersebut. Dijelaskan kembali penggunaan pupuk hidrolisat dilakukan dengan mudah. “Semprotkan pupuk seminggu sekali sebanyak 5 kali sejak padi menjelang njebul, maka akan meningkatkan zinc dua kali lipat,” ungkap Pak Sjai. Kemudian pada aplikasi nya pupuk harus dikocok dulu sebelum ditambah air, disaring sebelum masuk alat semprot, lakukan pengenceran ditempat teduh yang tertutup rapat, dan yang terakhir jangan menyimpan pupuk yang telah diencerkan.

Kolaborasi peneliti Jurusan Kimia FMIPA UNEJ dengan himpunan mahasiswa Kimia (HIMAKI Zirkonium) akan terus berlangsung untuk turut berpartisipasi dalam pencegahan stunting di Indonesia melalui beras berkualitas dengan menggunakan pupuk organik hidrolisat. Juga membantu petani tingkatkan hasil panen tentunya dengan padi yang berkualitas juga. Di akhir acara keutua kelompok Tani Bapak Nugroho menyampaikan kesan kegiatan yang bermanfaat dan akan mencoba melakukan pemupukan menggunakan hidrolisat ikan dengan didampingi mahasiswa anggota HIMAKI.

Nugroho menambahkan harapannya jika acara tersebut dapat terus berlanjut dan kedua belah pihak dapat membangun kerja sama yang baik guna mencapai tujuan yang baik kedepannya. Hal tersebut disampaikan ketua tani dikarenakan kelompok tani Karya Krajan Baru II sudah berbadan hukum. Artinya kerja sama dengan pihak kampus Universitas Jember dapat terjalin dengan mudah kedepannya. Setelah acara sosialisasi selesai, akan diadakan pendemplotan pada salah satu lahan petani guna untuk membandingkan hasil tani dengan menggunakan pupuk organik “Tirta Sari Mirna” dan yang tidak menggunakannya.

Brosur SPO_revisi_opt
Unduh